PMKS Bertambah Setiap Bulan Ramadhan

Foto : Ilustrasi


JURNALPOS - Pada bulan Maret 2015, jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) di Indonesia mencapai 28,59 juta orang (11,22 persen), bertambah sebesar 0,86 juta orang dibandingkan dengan kondisi September 2014 yang sebesar 27,73 juta orang (10,96 persen).
Inilah hal yang menyebabkan adanya pengemis, gelandangan, dan anak-anak punk yang berkeliaran menjelang dan saat ramadhan untuk mendulang rezeki.
Yang di maksud dengan penduduk miskin adalah mereka yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan. Jika membandingkan antar daerah, BPS mencatat sejumlah wilayah masih menghadapi persoalan kemiskinan yang tinggi.
Bahkan, angka kemiskinan yang tertinggi itu justru terjadi di wilayah dengan kekayaan sumber alam melimpah, seperti Papua dan Papua Barat.
Dinas Sosial (Dinsos) Kota Bandung, Jawa Barat, mencatat jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) hingga menjelang akhir 2015 ini mencapai 674 ribu jiwa.
Mayoritas PMKS merupakan warga pendatang mencoba peruntungannya dengan mengadu nasib mencari pekerjaan di Kota Bandung, namun mereka hanya berbekal kemampuan yang minim.
Banyak pula fenomena pengemis yang mengiris hati. Anak-anak kecil yang terpaksa menjadi pengemis karena untuk menambah penghasilan keluarga. Alasan mereka (pengemis) datang ke kota-kota besar karena pendapatan di kampung tidak sebanyak di kota.
Jika di kampung mereka hanya bisa berharap bantuan dari lembaga zakat, namun syaratnya pun cukup rumit, harus yatim/piatu, lembaga dakwah (masjid atau sekolah), ataupun untuk modal dagang.
Selain bantuan lembaga zakat dan infak, sejumlah perusahaan ikut mengucurkan bantuan dalam bentuk (Cooporate Social Responsibility). Lagi-lagi syaratnya kurang lebih sama, bantuan tersebut harus efektif.
Keberadaan PMKS tak jarang membuat sebagian warga merasa risih. Pihaknya pun mengakui bila beberapa PMKS kerap memaksa warga ketika menjalankan aksinya.
Maraknya PMKS saat ramadhan tentunya tak lepas dari masih belum sejahteranya ekonomi masyarakat di wilayah-wilayah tempat mereka berasal.
Dalam hal ini salah satu solusi agar menekan angka kemiskinan di daerah-daerah, bisa di lakukan dengan program-program pemberian modal usaha bagi masyarakat menengah kebawah atau yang berada di bawah garis kemiskinan.
Jadi tidak hanya sekedar memberikan bantuan secara berkala, namun jauh lebih baik memberdayakan masyarakat dengan memberikan pelatihan usaha. Sehingga mereka bisa mandiri dalam menjalankan hidup tanpa harus bergantung lagi dengan pemberian orang lain.

Reporter : Maulida Madini
Redaktur : Zaira Farah Diba
Share on Google Plus

About medialektikajurnal

Jurnalposmedia adalah media kampus UIN Bandung yang dikelola oleh Mahasiswa Jurnalistik.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment