Sumber: Google |
JURNALPOS— Malam Lailatul Qadar atau Lailat
Al-Qadar dalam bahasa Arab (لَيْلَةِ الْقَدْرِ ) memiliki pengertian malam
ketetapan, dimana malam ini hanya terjadi pada 10 hari terakhir di bulan
Ramadhan. Malam Lailtul Qadar disebut juga sebagai malam yang penuh keberkahan serta
memiliki banyak keistimewaan.
Syaikh Muhammad Abduh memaknai kata "Al-Qadar" dengan kata
"takdir" karena Allah SWT pada malam itu menakdirkan agama-Nya dan
menetapkan khittah untuk Nabi-Nya
dalam menyeru umat manusia ke jalan yang benar.
Khittah yang dijalani tersebut sekaligus melepaskan umat manusia
dari kerusakan dan kehancuran yang pada saat itu membelenggu. (Hasbi
Ash-Shiddieqy,1996:247).
Kata "Al-Qadar" juga diartikan sebagai "Al-Syarf" yang artinya adalah mulia, yang kemudian artinya diperluas menjadi kemuliaan dan kebesaran.
Konon
katanya apabila seorang muslim dapat memperoleh Lailatul Qadar dan melakukan
kebaikan pada malam tersebut maka nilainya lebih baik dari mengerjakan kebaikan
selama seribu bulan atau sekitar 83-84 tahun.
Ungkapan tersebut kemudian
diperjelas dengan adanya Hadist dari Abu Hurairah. “Barang siapa yang
melaksanakan Shalat di Malam Lailatul Qadar karena iman dan mengharapkan
pahala dari Allah Swt maka Allah Swt akan mengampuni dosa – dosa dari mereka
semua yang telah berlalu”.
Maulana Muhammad Zakaryya Al- Kandahlawi dalam Kitab Fadha 'ii Ramadhan menerangkan bahwa Malam Lailatul Qadar adalah suatu malam dimana karunia Allah dengan segala kebaikan serta keberkahan didalamnya.
Menurut sabda Nabi Muhammad SAW,
malam Lailatul Qadar ditandai dengan adanya malam yang cerah, tidak dingin dan
tidak pula panas.
”Dan Sesungguhnya aku diperlihatkan
tanda-tanda dan ciri-ciri Lailatul Qadar, ia berada di antara sepuluh malam
terakhir puasa di Bulan Ramadhan. Malam tersebut cerah, tidaklah keluar
setan hingga terbitnya fajar Matahari” ( HR. Ibnu Hibban).
Reporter : Monica Deasy
Redaktur : Zaira Farah Diba
0 comments:
Post a Comment