Arbain Rambey : Melawan “Pakem” untuk Menjadi Luar Biasa

Talkshow and Fun Library Corner diadakan oleh Harian Umum Kompas dengan tema LEGO ERGO SCIO “Saya Baca Maka Saya Tahu”. Bersama fotografer Kompas Arbain Rambey dan penulis buku Maman Suherman, yang berlangsung di Aula Anwar Musaddad UIN Bandung, Senin  (24/10/2016). (Jurnalpos/Syawal Febrian).


Jurnalposmedia.com – Harian Umum Kompas mengadakan Talkshow and Fun Library Corner yang bertemakan LEGO ERGO SCIO “Saya Baca Maka saya tahu”, yang berlangsung di Aula Anwar Musaddad UIN Bandung, Senin (24/10/2016). Talkshow ini dihadiri oleh hampir 1000 mahasiswa. Arbain Rambei selaku pengisi materi membahas satu pesan tentang Melawan “Pakem” untuk menjadi luar biasa.

“Anda jika ingin menjadi fotografer yang luar biasa, cobalah untuk melawan pakem yang ada. Karena jika banyak orang yang menyukainya, itu akan menjadi sebuah trend baru, ” ungkap Fotografer Harian Umum Kompas, Arbain Rambey.

Bekerja dari ilmu yang didapat saat terjun langsung di lapangan, menjadikan Arbain Rambey sebagai salah satu fotografer handal berbagi pengalamannya dalam talkshow ini. Ia memperlihatkan ratusan foto hasil karyanya mulai dari memotret artis hingga tokoh-tokoh penting. Pekerjaan tersebut selalu ia jalani dengan sepenuh hati.

“Kepuasan hidup tak selalu soal materi, foto saya dipakai saja itu sudah berharga. Bekerja di dunia jurnalistik itu pekerjaan yang harus dicintai, cintai prosesnya, mulailah banyak membaca. Wartawan harus suka dan banyak membaca, dengan membaca kita akan mengerti bahasa gambar, dan memahami bagus atau tidaknya suatu foto yang kita ambil,” paparnya saat memberikan materi, Senin (24/10).

Menjadi salah satu mahasiswa Institut Teknologi Bandung ( ITB) dengan mengambil jurusan Teknik Sipil, menjadi awal yang menghantarkan dirinya sebagai seorang jurnalis handal seperti sekarang. “8 tahun kuliah di ITB lalu menjadi insinyur pada tahun 1988, kemudian menjadi dosen. Namun secara tidak sengaja ingin menjadi wartawan dengan angan-angan bisa jalan-jalan, akhirnya saya bisa jadi wartawan, ” katanya.

“Awalnya hanya di ajak ke Papua menggantikan senior dengan bayaran 500ribu dan diliput oleh Kompas. Kemudian hasil karya saya dipuji dan akhirnya diajak bergabung di Kompas. Saya mengikuti tes lalu lulus dan akhirnya menjadi wartawan,” tambah Arbain.

Di akhir talkshow ia berpesan, sekolah itu bukan untuk menjadi kaya namun untuk menikmati apa yang kita kerjakan, “Kalau sudah kuliah dan masuk jurusan apapun, tekuni saja. Nantinya juga bisa kerja apapun dan dimanapun. Jangan pernah sia-siakan waktumu, ketika sudah bekerja nanti jangan sampai korupsi,” tutupnya.


Reporter : Agung Trilaksono
Redaktur : Maulida Madini
Share on Google Plus

About medialektikajurnal

Jurnalposmedia adalah media kampus UIN Bandung yang dikelola oleh Mahasiswa Jurnalistik.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 comments:

Post a Comment