Jurnalposmedia.com
- What’s wrong? Mahasiswa yang bagus akademik tapi tidak bisa turun
ke lapangan atau mahasiswa bagus di lapangan tapi nyatanya kehidupan
akademiknya lambat. Pernyataan tersebut sebagai fakta bahwa mahasiswa memang
dituntut untuk menentukan pilihannya. Sebuah pilihan yang harus ditentukan
dengan pemikiran logis. Bagaimanapun mahasiwa tetaplah yang paling Maha dari sebuah pendidikan. Mengapa
demikian? Karena mereka merupakan kaki tangan rakyat, rakyat bersuara melalui
lidah mereka, dan tentunya bangsa sangat bergantung kepada mereka.
Mahasiswa memang
beragam, ada yang menyukai hal-hal berbau kritis seperti menentang
kebijakan-kebijakan yang tak sepaham dengan masyarakat dan melahirkan
aktivis-aktivis muda. Tak jarang dari mereka yang lebih menyukai duduk diam di
perpustakaan, memperhatikan dosen dan selalu
on time terhadap tugas. Diluar dari semua itu mereka juga memiliki hak
untuk memenuhi kehidupan pribadi mereka, bukankah mereka kuliah untuk
mendapatkan hal yang paling layak dalam pekerjaan pada masa yang akan datang.
Ada sekian persen
mahasiswa yang mencintai dunia aktivis. Aktivis muda sebagai julukannya. Peran inilah
yang sering disebut dengan pahlawan masa kini. Dimana dia menyuarakan ungkapan
dan aspirasi semua orang yang tidak mampu untuk meyuarakan hak mereka.
Kebanyakan dari aktivis sibuk dengan kegiatan di lapangan dan kurang fokus
terhadap pembelajaran di bangku kuliah. Sehingga, lebih banyak bertugas di luar
kampus dibanding dengan di area kampus. Berbagai gerakan-gerakan yang mereka
turunkan demi mencapai satu tujuan yaitu tuntutan mereka terpenuhi.
Berlainan arah,
tuntutan untuk menjadi mahasiswa yang tetap menjalankan tugasnya di dalam kelas,
menerima materi atas teori-teori dari dosen, serta memfokuskan untuk meraih
gelar sarjana. Gelar berdasarkan jurusan masing-masing mahasiswa menjadi modal
setiap individu sebagai peralihan ke dunia kerja. Tetapi, bukan berarti dengan
gelar sarjana menjamin seorang mahasiswa cepat dan tepat dalam memilih profesi
serta berkecimpung di tempat yang layak. Sebuah kualitas dan ketrampilan
menjadi jaminannya, tanpa syarat tersebut susah untuk mendapatkan pekerjaan
karena gelar saja tidak cukup.
Reporter : Riska
Yunisyah Imilda
Redaktur : Maulida
Madini
0 comments:
Post a Comment